Jumat, 12 Juni 2009

Kata - kata bijak Dari Seorang Motivator Terkenal Mario Teguh

Kita hanya dekat dengan mereka yang kita
sukai. Dan seringkali kita menghindari orang
yang tidak tidak kita sukai, padahal dari dialah
kita akan mengenal sudut pkitang yang baru.

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan.

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang di
idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan.

Jangan menolak perubahan hanya karena kita
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya kita merendahkan nilai yang bisa
kita capai melalui perubahan itu.

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
kita tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
bila sikap kita salah.

Orang lanjut usia yang berorientasi pada
kesempatan adalah orang muda yang tidak
pernah menua; tetapi pemuda yang berorientasi
pada keamanan, telah menua sejak muda.

Kita tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
kita berkeras untuk mempertahankan cara-cara
lama kita. kita akan disebut baru, hanya bila
cara-cara kita baru.

Hanya orang takut yang bisa berani, karena
keberanian adalah melakukan sesuatu yang
ditakutinya. Maka, bila merasa takut, kita akan
punya kesempatan untuk bersikap berani.

Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
tepat. kita akan menjadi lebih damai bila yang
kita pikirkan adalah jalan keluar masalah.

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
yang kemudian kita dapat.

Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara
kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku
seperti orang yang terus memeras jerami untuk
mendapatkan santan.

Bila kita belum menemkan pekerjaan yang sesuai
dengan bakat kita, bakatilah apapun pekerjaan
kita sekarang. Kita akan tampil secemerlang
yang berbakat.

Kita lebih menghormati orang miskin yang berani
daripada orang kaya yang penakut. Karena
sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa
depan yang akan mereka capai.

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita
ketahui, kapankah kita akan mendapat
pengetahuan yang baru? Melakukan yang belum
kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan.

Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin.
Dengan mencoba sesuatu yang tidak
mungkin,kita akan bisa mencapai yang terbaik
dari yang mungkin kita capai.

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup
adalah membiarkan pikiran yang cemerlang
menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang
mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Bila kita mencari uang, kita akan dipaksa
mengupayakan pelayanan yang terbaik.
Tetapi jika kita mengutamakan pelayanan yang
baik, maka kitalah yang akan dicari uang.

Waktu mengubah semua hal, kecuali kita. Kita
mungkin menua dengan berjalannya waktu,
tetapi belum tentu membijak. Kitalah yang harus
mengubah diri kita sendiri.

Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk
melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi
orang tua yang masih melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan saat muda.

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat
berharga. Memiliki waktu tidak menjadikan kita
kaya, tetapi menggunakannya dengan baik
adalah sumber dari semua kekayaan.

HATI YANG BERSYUKUR

Bidang UPP (Urusan Peranan Perempuan) Gema Padang Lawas :
Salam Super Bagi saudara-saudariku yang tangguh.......
Jika setiap bangun pagi , kita bisa mensyukuri dengan tulus apa yang telah kita miliki hari ini, niscaya sepanjang hari kita bisa menikmati hidup ini dengan bahagia"

Sering kali saat kita bangun pagi begitu membuka mata pikiran kita sudah terbebani oleh berbagai masalah. Seperti : pekerjaan kantor yang masih tertunda, janji yang belum ditepati, target penjualan yang belum tercapai. Dan mungkin timbul perasaan kecewa, stres, marah pada diri sendiri atau orang lain yang masih tersimpan dalam hati. Atau mungkin juga masalah percintaan, keluarga, keuangan, penyakit dan berbagai macam problem lainnya.

Jika begitu bangun pagi pikiran kita sudah terkondisikan oleh beban seperti itu maka besar kemungkinan sepanjang hari yang akan kita jalani terasa begitu berat, menderita, dan jauh dari perasaan senang dan bahagia.

Alangkah bijak jika kita begitu bangun pagi menyongsong hari yang baru dengan membiasakan diri untuk sejenak bersyukur dan berdoa dengan menyingkirkan sementara semua masalah.
Melalui hati yang penuh syukur kita akan mendapatkan kesegaran dan kesehatan mental serta pikiran positif untuk menghadapi kehidupan hari ini dengan berani dan menyenangkan.

Dari pengalaman saya, di setiap pagi bangun dari tidur, saya selalu sempatkan waktu untuk berdiam diri sejenak dengan hati penuh syukur memulai hari baru dengan doa dan HARAPAN KEPADA aLLAH . Menyadari dan selalu mengingatkan pada diri sendiri, bahwa apa pun yang telah saya peroleh sepanjang perjalanan hidup ini semuanya adalah titipan dari yang di Atas.

Saya selalu mengingatkan pada diri sendiri untuk bersikap tidak manja, apalagi lupa diri dan tetap komitmen untuk mengembangkan diri dan menularkan semangat, membagi pengertian dan kebijaksanaan kepada banyak orang.


Hati yang selalu bersyukur merupakan kekayaan jiwa. Seiring dengan rasa syukur secara alami akan menumbuhkan keyakinan, keyakinan bahwa :
Setiap hari adalah hari baru hari yang indah dan hari yang penuh harapan". Seperti pepatah dalam bahasa inggris: Everyday is good enough to begin a new life.

Dengan keyakinan seperti itu, kita akan memiliki motivasi yang kuat dan memungkinkan menikmati sepanjang hari dengan semangat kerja penuh antusias, siap menghadapi setiap tantangan yang muncul, siap menciptakan peluang baru dan siap mengaktualisasikan diri demi masa depan yang lebih cemerlang.

Sekali lagi ... hati yang penuh syukur.
" Jika setiap bangun pagi , kita bisa mensyukuri dengan tulus apa yang telah kita miliki hari ini, niscaya sepanjang hari kita bisa menikmati hidup ini dengan bahagia"
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu sendiri yang merubahnya.(Ar Radu : 11)

Salam sUPER untuk kita semua.
KEKUATAN CINTA
Dikisahkan, seorang wanita cantik baru saja menikah dengan seorang pria yang sangat dicintainya. Setelah menikah, wanita itu tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Ternyata, banyak ketidakcocokan diantara keduanya. Sang mertua selalu tidak berkenan dengan apa saja yang dilakukan menantunya. Kritikan-kritikan tajam dan omelan selalu muncul dari mulut sang ibu mertua. Adu mulutpun terjadi hampir setiap hari. Parahnya, sang suami tidak mampu berbuat apa-apa atas sikap ibunya tersebut.

Sang menantu tak tahan lagi. Hatinya sakit sekali dan dipenuhi dengan rasa benci yang mendalam. Ia pun memutuskan untuk balas dendam. Lalu pergilah ia menemui teman baik ayahnya, seorang penjual obat. Sambil menangis, diceritakanlah semua kisah sedih dan sakit hati yang dideritanya selama ini. ”jadi, tolong Paman, beri saya bubuk racun yang ampuh untuk membalaskan dendam saya”, pinta wanita itu. Setelah berpikir sejenak, paman penjual obat itu tersenyum bijak sambil mengangguk angguk. ”Paman akan berikan bubuk beracun, tetapi enggkau harus sanggup memenuhi persyaratan yang paman minta.

Si paman kemudian memberikan sekantong bubuk ramuan. ”Nak, untuk menyingkirkan mertuamu, jangan gunakan racun yang bereaksi cepat. Sebab, nanti orang-orang akan mencurigai kematiannya yang mendadak,” jelasnya. ”Karena itu, Paman memberimu ramuan yg reaksinya lambat tapi pasti. Campurkan sedikit ramuan ini ke dalam masakan kesukaan ibu mertuamu. Dan ingat, masakan itu harus engkau sendiri yang memasaknya, lanjut si paman penjual obat.

Sebelum wanita itu pulang, masih pula ditambahkan sejumlah pesan, ”Supaya orang tidak mencurigai jika mertuamu nanti meninggal, maka kamu harus selalu melayani dengan bersikap baik, menghormati, dan tidak berdebat dengannya. Perlakuan mertuamu layaknya ibumu sendiri.”

Dengan perasaan lega dan senang, wanita itu menuruti semua petunjuk si penjual obat. Setiap hari, sang ibu mertua dimanjakannya dengan masakan-masakan yang enak dan dilayaninya dengan sangat baik serta penuh perhatian. Tak terasa empat bulan berlalu dan perubahan besar pun terjadi. Melihat ketekunan, Perlakuan dan perhatian sang menantu, hati ibu mertua pun tersentuh. Keadaan berbalik, ia mulai menyayangi menantunya, bahkan memperlakukannya seperti anak sendiri. Makin hari makin besar rasa sayangnya kepada si menantu. Di hadapan teman-temannya, ibu mertuanya menyatakan rasa syukur yang mendalam karena memiliki menantu yang sangat baik hati dan penyayang .

Demi melihat perubahan tersebut, si menantu buru-buru menemui paman penjual obat. ”Tolong paman, beri saya obat penawar racun. Setelah saya patuhi nasihat paman, ibu mertua saya berubah menjadi sangat baik dan sangat menyayangi saya. Saya pun juga mulai menyayanginya. Saya tidak ingin dia mati oleh racun yang telah saya berikan.” pinta wanita itu.

Paman penjual obat tersenyum. ”Anakku, jangan khawatir, ramuan yg kuberikan dulu sebenarnya bukanlah racun, tetapi sejenis ramuan untuk meningkatkan kesehatan,” kata sang paman. Wanita itu hanya bisa melongo. ”Jadi racun yang sesungguhnya itu ada didalam pikiran dan sikapmu sendiri terhadap ibu mertuamu. Dan sekarang, semua racun itu telah punah oleh kasih dan perhatian yang kamu berikan padanya.

Cerita diatas mengajarkan kepada kita betapa luar biasanya kekuatan cinta atau kekuatan kasih dan atau kekuatan perhatian. Kasih dan perhatian mendatangkan kepedulian, ketulusan, dan kerelaan untuk berkorban demi kabaikan. Kasih dan perhatian mampu melepaskan kita dari belenggu kesalahpahaman, meluluhkan ketidakpedulian, hati yang keras, dan pikiran yang penuh kebencian. Kasih dan perhatian itu mendatangkan kedamaian dan merekatkan perbedaan menjadi suatu kedekatan yang menyenangkan. Jika setiap hari kita mampu memberikan kasih dan perhatian kepada orang disekeliling kita, hidup pasti bahagia dan lebih bermakna.

Jumat, 05 Juni 2009

Antara Cita-cita Bermartabat dan Murtad Kekuasaan
Capres dan cawapres telah dan akan terus menjajakan komoditi-komoditi politiknya. Kemiskinan, pengangguran, segenap persoalan bangsa telah menjadi komoditi super mereka, 'wajah-wajah' Indonesia yang terbentang di hamparan kota dan desa yang selama ini diteropong dengan lensa 'minor' oleh kekuasaan kini dikemas dengan rapi, molek, dan cantik mendadak 'bintang' menjelang Pilpres di televisi, radio, billboard, spanduk, brosur, buku, dll. Seakan panorama penyakit bangsa yang selama ini menghiasi peta keterpurukan dan ketertinggalan Indonesia adalah jajanan musiman yang dijual di stand-stand demokrasi bangsa untukdi beli rakyat Indonesia di pilpres nanti. Jargon pun berjejer membungkus komoditi tersebut tampil di ruang-ruang publik, berharap akan mampu menghipnotis kembali urat syaraf masyarakat Indonesia setelah sekian puluh kali rakyat membelinya dengan kepercayaan dan keyakinan.
Meski ternyata apa yang dibeli rakyat selama ini belum menjadi darah daging sepenuhnya dalam tubuh rakyat untuk membentuk tubuh yang sehat, cerdas, merdeka, menpadapatkan keadilan, berspirit, dan punya masa depan yang cerah sesuai dengan hak dan kewajibannya baik selaku individu warga negara maupun selaku individu yang dilindungi negara. Data statistik penguasa dan persepsi para pengamat tengkulak, dijampi untuk membentuk paradigma rakyat kalau kita telah mengalami kemajuan, kemiskinan berkurang, pengangguran berkurang, dll walau dibalik itu fenomena semakin menjadi-jadi, rakyat terkapar kelaparan, busung lapar, gizi buruk, pengangguran massa, pendapatan menurun, keseimbangan hidup layak makin terancam.
Tapi, kita lupakan saja, kita tolerir saja, kita maklumi saja, kita biarkan saja, itu adalah kehendak alam walau bukan kehendak Tuhan. Tidak mungkin semua harus sejahtera, miskin itu juga harus dipelihara, bukankah bila yang kaya banyak yang miskin juga harus banyak sebagai wujud masih berlakunya hukum 'keseimbangan' rimba alam, bukankah bila pangsa pasar untuk dijadikan korban memberi peluang besar, perkembangan dan kekuatan 'perampok' juga harus ditingkatkan dan dikembangkan, aturan main pun harus semakin rapi, jangan sempat terbaca, bahkan harus bisa diciptakan mereka tidak sadar di rampok dan merasakan mereka dalam kenikmatan semu. Gemuruh anak negeri yang miskin, stres, dan pesimis akan masa depan dari pangkuan peritiwi, baik di kota maupun di desa, pa lagi di pesisir yang masih jauh dari komitment tulus para penguasa negeri.
Kini mereka kembali lagi dihipnotis untuk membeli jajanan yang disuguhkan para capres-cawapres yang selama ini dinilai menjadi bagian terpenting dari kawanan aktor 'perampok' hak azasi mereka (rakyat) yang miskin baik sebagai manusia maupun sebagai warga negara, rakyat hanya bisa mempelototi hamparan luas laut, tambang-tambang berdiri, sawah membentang luas, sawit jutaan hektar, pabrik-pabrik menjamur, dll tapi tidak turut menikmati kecuali mungkin dalam membentuk pembodohan dari yang seharusnya mereka miliki.
Meski demikian pula, ternyata rakyat belum bosan untuk membeli, cara 'evolusi' dan lebih damai menjadi pilihan walau kondisi pesakitan, jalan revolusi di zaman ini sudah menjadi sebuah yang sangat utopia karena mereka juga sudah sangat rentan dan menjadi korban kebuasan paradigma pragmatisme, juga karena sudah sangat sulit mencari tubuh-tubuh pemberontak untuk bertindak revolusi bila penindasan dan kejahatan makin menjadi dan berjaya. Pilpres 2009 adalah merupakan pentas demokrasi terbesar di Indonesia yang menjadi wadah luapan kesetiaan mereka terhadap harapan untuk yang lebih baik dan ketidak bosanan mereka untuk membeli jajanan yang paling menjanjikan akan memberi 'gizi' dan energi bagi tubuh-tubuh mereka yang kurus, kering, dekil untuk bertahan hidup di tengah kegetiran menghadapi tantangan zaman globalisasi.
Dengan sengaja atau kebetulan, ternyata 1 diantara jargon yang diusung para capres-cawapres telah menjadi komoditi sekaligus janji politik yang dijajakan para kontestan yaitu menjadi bangsa yang bermartabat.
Bermartabat memang tidak tercantum dalam teks palsafah Pancasila sebagai referensi dasar membangun dan menciptakan tatanan cita-cita bangsa. Namun tatanan ini secara kontekstual merupakan goal sebagai satu kesatuan dari tujuan yang tertera dalam landasan falsafah dan tujuan kebangsaan yang didambakan semua rakyat Indonesia. Dan wujud bermartabat dapat hadir seutuhnya bila jalan menuju ke sana dilalui sesuai dengan kehendaknya.
Namun apa yang terjadi dalam fakta perjalanan republik ini, berulangkali sudah janji luhur ini menghiasi hasrat poloitik para politikus negeri ini dalam mengisi genta-genta demokrasi. Rakyat pun seakan lupa akan jejak rekam perjalanan sang calon dan tidak mampu lagi membentuk daya nalar yang kuat untuk menentukan pemimpin demi masa depan. Kata-kata bermartabat yang dibungkus itu pun turut memperkuat harapan masyarakat Indonesia.
Politikus setelah duduk di tahta kekuasaan, cita-cita nasionalisme pun dilupakan. Penguasa kerap melakukan pelanggaran konstitusional dalam kekuasaannya dengan mengingkari apa yang dikehendaki konstitusi dan palsafah negara. Sehingga sangat wajar sekali bila kita membaca dan mengevaluasi komitment para politikus bangsa ini adalah antara cita-cita bermartabat dan murtad kekuasaan.

Kamis, 28 Mei 2009

Gema Padang Lawas Dalam Lintasan Kelahiran Pasca Kegalauan Zaman
Dentum ‘revolusi’ sosial pada tahun 1998 yang mewarnai titik-titik kota peradaban di belahan nusantara adalah keniscayaan dari sebuah perjalanan rezim arogan yang telah keluar dari kehendak keadilan dan cita-cita luhur sebuah bangsa. Mahasiswa telah menjadi corong di tengah-tengah kerumunan massa yang marah terhadap kemurkaan yang terjadi. Parade gerakan telah mengantarkan harapan dari satuan rakyat Indonesia untuk sebuah tatanan baru, reformasi istilah yang tertera dalam kamus-kamus ilmiah yang selama ini bersemayam di kertas-kertas yang dipelototi para ‘intelektual’ yang dibungkam arogansi penguasa, menjadi sebuah panorama kehidupan baru yang harus jadi kenyataan dalam harap seluruh tumpah darah rakyat Indonesia. Produk pemula reformasi pun sentak lahir, kepemimpinan Soeharto sebagai simbol dan jargon ‘kebrutalan’ gaya dan sistem kebangsaan pun turun dari tahtanya yang selama 32 tahun sudah ditungganginya. Singkat kata, turunan-turunan perubahan bangsa pun kian terlihat dan terasa dalam prkateknya meskipun belum menyentuh titik substansi reformasi di setiap dimensi. Kebebasan berpendapat dan berserikatpun yang tertuang dalam konstitusi dasar (UUD ‘45) kian jadi anugrah yang menjamur dimana-mana.
Pada tahun 1999, tanggal 16 Mei Gerakan Mahasiswa Padang Lawas (Gema Padang Lawas) pun lahir oleh prakarsa kaum intelektual muda yang ingin mengisi ‘kebebasan’ untuk pembebasan dari keterbelengguan, tentu ini adalah sebuah produksi dari perjalanan panjang ‘metamorfosis’ sebuah kegelisahan menjadi gerakan. Tempat kelahiran para kaum muda ini (Padang Lawas sebelum mekar) yang berada dalam cakupan Tapanuli Selatan adalah ’sasaran’ semangat baru sektoral yang menyelimuti pemikiran, harapan, dan cita-cita pendiri.
Kakanda Lahmuddin Siregar, SKM adalah pendiri Gema Padang Lawas beserta dengan kawan-kawan juangnya ; Marwan Chaniago (Kec. Sosa), Iqbal Kamil Harahap (Barumun), Elpi Junianti Hasibuan (Sosa), Mulkan Harahap (Barteng), Panguhum (Barumun), Eddy Siregar (Halongonan), Hamid Rizal Lubis (Simpatisan) pada waktu itu di Auditorium FKM Universitas Sumatera Utara, Medan. Dalam perjalanan organisasi ini banyak sudah torehan tinta-tinta perjuangan sebagai organisasi gerakan kedaerahan yang tidak bisa diukur dengan materi. Meski sebagai organiasasi kedaerahan Gema Padang Lawas telah turut memperkuat sistem dan budaya demokrasi, khususnya dalam perkembangan Padang Lawas (dulu). Artinya 'ruang gerak' organisasi ini tidak sebatas membangun dan memperkuat silaturrahim yang bersifat sentimental primordial. Tapi organisasi ini juga berusaha menumbuhkan, membangkitkan, dan membangun semangat nasionalisme, serta Gema Padang Lawas juga kerap membangun afiliasi dengan organisasi-organisasi lain dalam rangka menyikapi persoalan-persoalan nasional. Daerah hanya sebatas ikatan geografis dan semangat keraifan lokal sebagai bagian dari penyangga integritas kebehinnekaan nusantara. Tapi cita-cita yang lebih substanstiv yakni Mewujudkan Masyarakat Yang Cerdas, Sejahtera, Berkeadilan dan Bermartabat telah mewarnai naluri dan ruh perjuangan Gema Padang Lawas.
Namun meski demikian, organisasi ini juga telah menetapkan spesifikasi ultimate goal tujuan Gema Padang Lawas sejak kelahirannya sebagai agenda gerakan utamanya, salah satunya grand visinya adalah mendorong untuk terwujudnya pemekaran daerah di Tapanuli Selatan. Hal ini mengingat segenap keberadaan daerah Padang Lawas yang masih kategori tertinggal di berbagai dimensi pembangunan, dan juga mempertimbangkan beberapa faktor lainnya, seperti kewedanan yang ada sejak zaman penjajahan Belanda yakni residen-residen yang ada di Tapanuli Selatan pada umumnya telah memberi isyarat perlunya sebuah pemerintahan tersendiri dalam menaungi dan membangun Padang Lawas sebagai residen yang telah diakui sejak zaman penjajahan Belanda. Terlepas ini bagian dari peninggalan kolonial Belanda, tapi ada memang yang menjadi kharakter dan ciri khas baik dari segi culture (budaya) dan adat istiasdat sebagai perekat yang menjadi alasan primordial sebagai kekuatan-kekuatan yang harus dibina demi cita-cita luhur dan jangka panjang, tanpa mengamini nilai-nilai negativitas yang ada dalam primordialisme itu sendiri. Tapi, yang paling substantiv adalah demi sebuah tujuan yang diamanahkan dan diharapkan dari sebuah konstitusi negara yakni kesejahteraan dan keadilan. Oleh karena itu membutuhkan 'kepengurusan' sendiri untuk mendorong pembangunan tersebut, juga mengingat luas wilayah Tapanuli Selatan sebagai salah satu kabupaten terluas di Sumatera Utara yang menginginkan pemekaran wilayah.
Gema Padang Lawas kemudian mewujudkan impian ini dalam bentuk kerja-kerja organisasi. Gema Padang Lawas melakukan pembangunan wacana dari sudut paradigma mahasiswa, pendidikan-pendidikan poitik, dan action atau gerakan aksi massa di lapangan untuk menuntut direalisasikannya pemekaran daerah Padang Lawas. Gerakan ini telah menjadi sejarah yang tidak bisa dipisahkan dalam sejarah perjuangan pemekaran di Tapsel.
Pada tanggal 27 Juli 2007 lahirlah yang dicita-citakan selama ini. Berdasarkan UU No.37 dan 38 Tahun 2007 Kabupaten Padang Lawas Utara dan Padang Lawas syah dibentuk dan telah masuk dalam lembaran negara.
Setelah lahirnya Padang Lawas yang beribu kota Sibuhuan dan Padang Lawas Utara yang beribu kota Gunung Tua sebagai kabupaten baru, Gema Padang Lawas yang menaungi wilayah Padang Lawas dulu yakni mulai dari Pinarik Sosa (Padang Lawas) hingga Pinarik Sipiongot (Padang Lawas Utara) melakukan penyesuaian sesuai dengan isi dan point-point yang tertera dalam UU pemekaran Padang Lawas dan Padang Lawas Utara tersebut. Hal ini demi fokus kerja, wilayah hukum dan politik, serta pandangan-pandangan lainnya Musyawarah Gema Padang Lawas ke-6 pun digelar di Sibolangit pada Januari 2007 silam. Tatanan baru pun lahir, yakni Gema Padang Lawas menjadi dua organisasi ; 1. Gema Padang Lawas yang sekarang, 2. Gema Paluta (Gerakan Mahasiswa Padang Lawas Utara). Kini kedua organisasi ini menjalankan eksistensi masing-masing, tapi tidak lepas dari jalinan silaturrahim, kerja sama, dan visi utama yang dibangun sejak awal sebagai organisasi yang lahir dari rahim yang sama.